Senin, 17 Januari 2011

Anak Muda Untuk Jaya Indonesia Dengan” Everthings Always Green”


Pemuda merupakan generasi penerus yang menjadi harapan bangsa yang akan membawa arah mata angin perubahan. Bagaimana nasib sebuah bangsa bahkan dunia 5 sampai 10 tahun kedepan tergantung dari sikap serta cita-cita para pemudanya sekarang. Lembaga pendidikan merupakan tempat strategis dalam mencetak dan mengembangkan sikap serta kepribadian para pemuda dengan penerapan nilai-nilai nasionalisme, cita-cita bangsa, perdamaian, kebersamaan, serta kepedulian baik terhadap sesama maupun lingkungan. Begitu banyak potensi serta peluang yang ada di pundak kaum muda untuk perubahan dan masa depan bangsa dan dunia. Namun, seperti kata pepatah “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitulah sebuah ungkapan yang mampu mewakili bagaimana seorang pemuda. Diantara sekian banyaknya potensi yang dimiliki yakni semangat jiwa muda serta mimpi besar yang dimiliki oleh seorang pemuda, ada satu hal yang tidak bisa dipungkiri yakni jika seorang pemuda tidak dibentuk dan mendapat bimbingan sebagaimana mestinya, pemuda itu sendiri yang akan menjadi bumerang dan ancaman besar bagi bangsa dan dunia.

Menyambung dari uraian diatas mengani peran strategis kaum muda dalam masa depan bangsa, saya sedikit berbagi pengalaman mengenai proses penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Indonesia yang saya alami 2 tahun yang lalu. Sungguh kebahagian yang luar biasa untuk saya dan keluarga yang berasal dari daerah bisa mengenyam pendidikan di Universitas ternama tersebut. Sebuah proses yang sudah tidak asing lagi dan dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu syarat diterimanya seseorang menjadi mahasiswa baru yang bernama “Ospek”. Orientasi Kehidupan Kampus menjadi momok paling menakutkan bagi saya dan semua teman-teman mahasiswa baru saat itu. Sudah terbayang dalam benak saya bahwa Ospek yang akan saya jalani nanti merupakan serangkaian acara yang menakutkan meski pada akhirnya bayang-bayang ketakutan yang saya rasakan tidak terjawab. Sehari sebelum rangkaian Orientasi Kehidupan Kampus yang lebih dikenal dengan singkatannya yaitu OKK seluruh mahasiswa baru dikumpulkan oleh panitia OKK UI 2009 di Balairung UI Depok. Disana kami mendapatkan penjelasan mengani rangkaian acara OKK yang berlangsung selama dua hari serta apa yang harus dipersiapkan. Saya sangat tercengang bahkan saya berpikir teman-teman Mahasiswa Baru yang lainpun demikian dengan penjelasan-penjelasan ketua panitia OKK UI mengenai rangkaian acara serta segala sesuatu yang harus dipersiapakan. Tidak ada satupun rangkaian acara menakutkan yang saya bayangkan sebelumnya.

OKK (Orientasi Kehidupan Kampus) UI 2009, merupakan bentuk kegiatan penyambutan mahasiswa baru Universitas Indonesia 2009 yang bertujuan untuk memberikan pengenalan dan informasi mengenai sistem akademik, hingga informasi mengenai segala bentuk kehidupan kemahasiswaan Universitas indonesia, terutama pengetahuan mengenai IKM (Ikatan Keluarga Mahasiswa) yang bertemakan Think Globally, Act Locally. Think Globally, Act Locally merupakan paradigma berfikir yang melihat sesuatu secara global atau menyeluruh, walaupun kita melihat permasalahan secara global, kita dapat melakukan perubahan besar dengan melakukan sesuatu yang kecil. OKK UI 2009 akan menyoroti kerusakan lingkungan yang semakin parah karena tidak adanya kesadaran dari kita sendiri. Lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keberlangsungan hidup manusia. Saat ini masalah itu menjadi masalah yang sangat serius. Aspek industrialisasi merupakan penyumbang utama kerusakan alam dan lingkungan hidup. Perubahan-perubahan dari berbagai aspek kehidupan mulai muncul setelah adanya revolusi industri. Perubahan sistem ekonomi yang berawal dari ekonomi rumah menjadi industrialisasi membuat adanya ekploitasi alam secara berlebihan, tanpa melihat aspek keberlangsungan lingkungan, hanya demi untuk memenuhi pasar.Thomas Malthus (1793), dalam esainya Essay on the Principle of Population menjelaskan bahwa ketika pola pertambahan populasi manusia berkembang secara geometris sedangkan daya dukung modal alam “hanya” secara aritmatris, maka akan menyebabkan kelangkaan SDA, ketimpangan akses SDA, dan menghasilkan konflik. Perkembangan konsep Thomas Malthus menghasilkan pula konsep baru mengenai konsep The limit to growth yakni suatu konsep yang lahir dari suatu studi mengenai keberlangsungan lingkungan hidup. Suatu pertumbuhan populasi penduduk yang besar dan kebutuhan akan pangan semakin meningkat dan pertumbuhan populasi tanpa di barengi dengan pertumbuhan sumber daya alam atau penyelarasan terhadap lingkungan membuat keberlangsungan hidup lingkungan dan peradaban semakin singkat. Dewasa ini manusia mulai melihat suatu nilai ekonomi merupakan suatu hal yang utama dalam keberlangsungan hidup mereka, dan mereka menyampingkan akan keberlangsungan lingkungan hidup yang merupakan daya dukung utama kehidupan manusia .Oleh karena itu, untuk terciptanya keberlangsungan lingkungan yang mana merupakan bagian penunjang kehidupan manusia di bumi maka diperlukannya aplikasi dari konsep sustainable development. Sustainable development merupakan development which meets the needs of the present without compromising the ability of the future generations to meet their own needs (World Commision on Economic Development WCED, 1987).Menurut Ismail Geraldin, pembangunan yang berkelanjutan merupakan a process whereby future generations receive as much capital per capita, or more than, the current generation has available.Think Globally, act locally merupakan dasar paradigma yang menjadi pijakan dalam gerakan lingkungan. Dalam hal ini untuk mencapai suatu pembangunan yang berkelanjutan dibutuhkannya peran kita sebagai civitas academika untuk memberikan wawasan yang dapat menyumbang keberlangsungan lingkungan. Kita berfikir secara global dan mencoba melakukan perubahan di tingkat hal yang terkecil (lokal). Dengan hal yang kecil dan dilakukan secara berkelanjutan diharapkan menghasilkan dampak perubahan yang besar.Tanpa disadari kita merupakan salah satu penyumbang terbesar kerusakan lingkungan, khususnya deforestasi hutan. Berapa banyak kertas yang beredar di kampus Universitas Indonesia tiap harinya, tiap minggunya, tiap bulannya dan tiap tahunnya? Tentu sangat banyak sekali dan itu juga menjadikan hilangnya hutan kita sebagai konsekuensi dari apa yang telah kita lakukan. Pertanyaannya apakah kita harus menyerah begitu saja? serta bagaimanakah caranya untuk menanggulangi hal tersebut? Penggunaan kertas bolak–balik merupakan salah satu tingkah laku yang kecil yang tidak pernah kita sadari dan langkah yang nyata untuk menanggulangi deforestasi hutan. Jika bukan kita sebagai kaum terpelajar yang memulai, lalu siapa lagi?Melihat pentingnya pembangunan yang berkelanjutan maka OKK 2009 kali ini kita bersama-sama untuk melakukan perubahan bagi lingkungan kita dengan mencoba berfikir global dan melakukan sesuatu di tingkat local dan bisa berkontribusi untuk masyarakat sekitar. Dengan cara mengkampanyekan kertas bolak–balik dan pengurangan penggunaan plastik. Dengan mengkampanyekan kertas bolak-balik dan pengurangan penggunaan plastik maka kita sudah melakukan hal yang besar dan bermafaat bagi kelangsungan hidup kita seperti apa yang dicita-citakan untuk mencapai pembagunan yang berkelanjutan. Kata demi kata yang terlontar dari penjelasan ketua panitia OKK UI 2009 itu membuat ribuan Mahasiswa Baru tercengang dibuatnya. Sambutan tersebut kemudian diakhiri dengan pekikan lantang dari sang ketua yang beirisi ajakan untuk memulai melakukan perubahan dari hal kecil untuk keutuhan lingkungan dengan mengkampanyekan kertas bolak-balik dan meminimalisir penggunaan plastik. Sebuah awalan yang baik menurut saya. Dalam rangkaian Orientasi Kehidapan Kampus yang berlangsung selama dua hari Mahasiswa Baru sebelum memulai perkuliahan dibangun keidealismean serta kepedulian akan pentingnya menjaga lingkungan untuk keselamatan bumi yang kita tinggali. Acara yang terdiri dari seminar-seminar yang bertemakan lingkungan, aplikasi penggunaan kertas bolak-balik serta penggunaan barang bekas yang menjadi tugas wajib bagi Mahasiswa Baru, Pelepasan burung kembali ke alam yang sebelumnya burung tersebut di beli dari pasar burung Jakarta, dan diakhiri dengan pembacaan ikrar yang membangkitkan jiwa kami untuk kembali hijaunya bumi.

Betapa inginnya kami katakan, bahwa kami percaya, apa yang kami lakukan pada hari ini adalah sesuatu yang berarti bagi bangsa ini.

Kekuatan-kekuatan pada diri kami ingin sekali kami himpun dan curahkan untuk terus melangkah maju demi mengubah bangsa ini menjadi lebih baik.

Satu langkah kecil yang kami lakukan hari ini, kami percaya akan menghasilkan perubahan besar dan berarti bagi lingkungan kami

Kami, sebagai mahasiswa UI, berjanji akan terus menanamkan dalam diri kami untuk menjaga lingkungan kami, demi tercapainya keberlangsungan lingkungan ini

Dan kami berjanji untuk terus maju mengubah bangsa ini

Satu hal yang ingin kami hujamkan dalam diri kami

Think Globally

Act Locally

Bangkitlah anak muda indonesia saat ini juga untuk keselamatan bumi kita

Tidak ada komentar: