Sabtu, 19 Februari 2011

Batik Back To Nature Wujud CInta Alami

Dunia kini sedang hangat dengan wacana Go Green. Kampanye hijau marak diteriakan orang hampir disetiap sudut belahan dunia. Bagaimana Indonesia sebagai Negara produsen batik terbesar menjawabnya? Ironis memang, ketika perajin batik menghasilkan karya seni yang dihargai banyak orang di berbagai belahan dunia, pada saat yang sama mereka mencemari lingkungan yang mereka tempati. Para perajin batik umumnya menggunakan pewarna sintetis yang merusak lingkungan. Maka saat ini muncul tren penggunaan pewarna alami dalam proses pembuatan batik. Kini pewarna alam kembali diminati dan berkembang dikalangan pembuat batik walaupun lebih rumit pembuatannya. Alasan utamanya adalah pewarna alam lebih ramah lingkungan dan otomatis hasil warnanya lebih natural, lebih sejuk dipandang mata. Bahan utama yang digunakan untuk membuat pewarna alam ini dapat ditemukan di sekitar kita, bunga, kulit buah bahkan kulit kayu juga dapat dimanfaatkan. Cara pembuatannya pun cukup sederhana, kita hanya perlu mencuci material yang akan dipergunakan, lalu dipotong kecil-kecil dan direbus minimal 12 jam. Semakin lama kita merebusnya semakin bagus hasil pewarnaannya. Bahan alam yang digunakan untuk menghasilkan warna yang baik pada batik di antaranya tanaman mahoni dan indigo yang menghasilkan warna yang unik dan indah. Tanaman mahoni dan indigo biasanya menghasilkan warna gelap seperti cokelat tua dan cokelat muda, dengan ketahanan warna cukup lama, sehingga tidak mudah pudar. Harian Bernas menurunkan berita kelebihan pewarna alam dalam teknik pewarnaan batik. Sekilas batik yang menggunakan pewarna alam terlihat mbladus dan mudah pudar warnanya, namun pada saat pencucian pertama warnanya tidak akan luntur. Kelebihan-kelebihan tersebut diungkapkan oleh Bixa Orellana Collection dalam pameran yang digelar di Hotel Santika 13 Desember silam. Penggunaan warna alam selain lebih ramah lingkungan, juga turut melestarikan kebudayaan yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon indigo yang menghasilkan warna biru dan pohon soga yang menghasilkan warna coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu tinggi, tegeran, dan jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis). (Bernas, 5 Januari 2003)

Sabtu, 19 februari 2011 di Epicentrum Walk diselenggarakan acara membatik dengan teknik tiede menggunakan pewarnaan alam. Acara yang memecahkan rekor muri ini diikuti oleh 1530 orang pelajar dan mahasiswa se-Jabodetabek. Ajang ini merupakan rangkaian acara sosialisasi batik menggunakan pewarna dari alam yang ramah lingkungan. Tujuan acara ini adalah untuk memperkenalkan batik pada anak muda supaya tertarik dan harapannya berminat melestarikan budaya. Menurut penuturan Sri Sari Sumaningsih direktur sanggar budaya Jawa Jawi Java acara Batik Back To Nature disamping memperkenalkan kalangan muda untuk mengenal batik lebih jauh, sekaligus untuk memperkenalkan pewarnaan batik yang alami dan aman.

Batik kita batik ramah lingkungan……………..

Sumber:

http://www.batikrumah.com/tag/pewarnaan-dengan-bahan-alam

Minggu, 06 Februari 2011

Gerakan Cinta Bumi: Use Public Transportation To Reduce Air Polution.

Bumi adalah satu-satunya tempat yang bisa ditinggali oleh makhluk hidup yang salah satunya adalah manusia. Apa jadinya jika Bumi yang kita tinggali ini mengalami kerusakan yang kian hari semakin parah tanpa adanya upaya untuk menanggulangi. Mau pergi kemanakah kita? Meskipun baru-baru ini para ahli dari NASA menemukan sebuah planet yang diduga memiliki kemiripan dengan Bumi bukan berarti kita merasa itu adalah solusi meski dalam batas angan-angan. Kalaupun berita tersebut menjadi kenyataan, bukanlah hal yang mudah untuk memindahkan semua manusia penghuni Bumi ke planet tersebut dengan memulai kembali kehidupan dari awal lagi di tempat yang baru. Fakta mengenai perubahan iklim yang terjadi dibumi kiranya dapat membuat kita semakin sadar bahwa Bumi sudah tak sanggup lagi mengatasi ulah manusia yang selalu membuat kerusakan. Berikut adalah 32 Fakta perubahan iklim dunia seperti yang termuat pada situs tunashijau.org

  1. Pada Juli 2007, hawa panas memberikan dampak lebih dahsyat di Syria tepatnya 350 kilometer utara Damaskus. Sebuah gudang senjata api militer meledak setelah terbakar. Peristiwa ini menyebabkan 15 serdadu tewas dan melukai 50 lainnya.
  2. Pada Juli 2007, di Yunani dilaporkan suhu udara menembus angka 45 derajat Celcius. Panas yang berlebihan ini menyebabkan kebakaran di beberapa tempat. Tidak hanya melahap hutan, api juga menghabiskan desa. Begitu hebatnya kebakaran itu, sampai-sampai Perdana Menteri Yunani Costas Karamanlis meminta bantuan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membantu memadamkan api.
  3. Panas yang tinggi 41,9 derajat Celcius juga terjadi di Hungaria, Juli 2007. Panas ini menyebabkan 500 orang meninggal dunia di Hungaria.
  4. Di Rumania, Juli 2007, suhu udara mencapai 45 derajat Celcius dan menyebabkan 19 ribu warga Rumania masuk rumah sakit karena kepanasan.
  5. Di Bulgaria, suhu udara yang mencapai 45 derajat Celcius, Juli 2007, juga menyebabkan kebakaran hutan.
  6. Hujan es disertai angin ribut melanda kawasan Laramie, Wyoming, Amerika Serikat, Juli 2007. Kejadian ini menyebabkan sebagian kota terendam air.
  7. Banjir terbesar sejak 60 tahun terakhir terjadi di Inggris, Juli 2007. Banjir ini disebabkan naiknya permukaan air sungai Severn dan Thames Inggris.
  8. Di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia, terjadi banjir bandang, Juli 2007. Kejadian ini disebabkan hujan deras selama seminggu sebelumnya. Padahal di Indonesia, Juli merupakan musim kemarau.
  9. Pada tahun 2030 jumlah mobil di seluruh dunia akan bertambah sebanyak 50%
  10. Dunia mengkomsumsi 2 barel minyak dari setiap barel yang ditemukan
  11. Membutuhkan 125 tahun untuk menghasilkan 1 triliun barel minyak-dunia menghabiskan tiap triliunnya hanya dalam 30 tahun
  12. 20 tahun lagi dunia mengkomsumsi minyak 40% lebih banyak dari hari ini
  13. Selama 100 tahun terakhir suhu global bertambah panas rata-rata 0,6°C
  14. Diprediksikan suhu global pada tahun 2100 bertambah panas sebesar 5,8°C daripada tahun 1990. Keadaan ini membuat bumi semakin panas seperti 50 tahun tahun yang lalu
  15. Permukaan air laut naik tiga kali lipat daripada sebelumnya and akan terus meningkat
  16. Para ilmuwan memperkirakan permukaan air laut akan naik 19 inci di tahun 2100, meskipun hal itu bisa saja menjadi 37 inci.
  17. Sebagian besar suhu di Amerika Serikat telah meningkat sebesar 4°F
  18. Tak satupun dari 48 negara bagian di AS yang tidak mengalami peningkatan temperatur pada tahun 2002
  19. Sejak dimulai revolusi industri, karbondioksida (gas rumah kaca yang berhubungan dengan perubahan iklim) di atmosfer bertambah 31%.
  20. Penyakit seperti malaria diprediksikan tersebar ketika suhu dunia meningkat, dalam kaitan dengan penyebab penyakit malaria yang akan tersebar ke area yang lebih luas.
  21. Perhatian saat ini tertuju pada lembaran es di barat Antartika, karena jika roboh/mencair akan meningkatkan permukaan air laut sebanyak 16-20 kaki, walaupun kecil kemungkinan peristiwa tersebut terjadi sebelum tahun 2100.
  22. Disamping disebabkan oleh gunung meletus yang memancarkan karbondioksida (CO2), namun juga disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambahkan 7 milliar ton karbondioksida ke dalam atmosfer tiap tahunnya.
  23. Penemuan energi baru sebagian besar berada di tempat yang sumber energi tersebut sulit untuk digali baik dari segi fisik, teknis, ekonomi, maupun aspek politik.
  24. Produksi minyak mengalami penurunan di 33 negara dari 44 negara penghasil minyak terbanyak. Namun permintaan energi mengalami peningkatan di negara-negara yang perekonomiannya sedang tumbuh dan berkembang.
  25. Gas dan minyak bumi yang tersedia saat ini mencukupi lebih dari setengah kebutuhan energi dunia. Sedangkan menurut badan energi internasional, pemakaian batubara (yang menghasilkan gas CO2) sebagai sumber energi utama di abad 21 akan terus berlanjut kecuali semuanya itu diganti
  26. Badan energi internasional memperkirakan bahwa diperlukan investasi sebesar 16 trilliun dollar dalam 3 dekade untuk memelihara dan memperluas sumber energi.
  27. Separuh dari kebutuhan minyak dunia terdapat hanya di lima Negara.
  28. Pertanian dan keanekaragaman hayati akan terkena dampak dari pemanasan global. 10 % dari seluruh jenis tanaman yang ada akan terancam musnah.
  29. Usaha mencari sumber energi alternative untuk kendaraan tidak hanya dilakukan perusahaan otomotif. Perusahaan pembuat kapal di Jerman berusaha mengembangkan kapal kargo yang digerakkan tenaga layang-layang raksasa berteknologi tinggi. Uji coba ini berhasil dilakukan pada 5 Desember 2006.
  30. Pada tahun 1995, daerah gletser atau salju abadi di Puncak Carstensz Papua telah berkurang sebanyak 70 persen dalam kurun waktu setengah abad. Salju abadi di pegunungan ini adalah satu-satunya yang terdapat di Indonesia yang beriklim tropis.
  31. Sebagian wilayah Amerika Serikat mengalami hari paling panas selama seratus tahun terakhir. Salah satu daerah yang mengalami panas menyengat itu adalah Los Angeles. Pada 7 Nopember 2006 suhu udara di wilayah itu mencapai 35 derajat celcius. Begitu panasnya, langit di Hollywood Barat terlihat membara saat matahari terbenam kemarin.
  32. Cincin merah dilereng Gunung Lawu, 50 Liter minyak solar untuk tiap 1.5 Ha areal pertanian, sistem irigasi yang tidak berfungsi, air semakin meresap jauh ke dalam tanah, biaya bercocok tanam tidak sebanding dengan hasil panen, pertama dalam sejarah desa sumur penduduk kering dan harus digali lebih dalam lagi dan kekeringan terparah dalam 10 tahun terakhir sudah di depan mata.

Akibat ulah siapakah? pertanyaan sederhana yang mudah untuk dijawab. Siapa lagi kalau bukan manusia yang membuat kerusakan pada bumi yang ironisnya manusia tinggal dan hidup di bumi tersebut. "Suatu yang sudah terjadi biarlah terjadi, tak usahlah untuk disesali karena tak ada guna lagi". Kiranya ungkapan tersebut mampu mewakili akan permasalahan yang kini terjadi. Sekaranglah saatnya untuk kita sebagai penghuni setia bumi ini melakukan aksi nyata sebagai wujud kepedulian kita pada Bumi tercinta dengan mengurangi dampak perubahan iklim walau dengan kontribusi yang sederhana. Apa yang bisa kita lakukan? Inilah pertanyaan mendasar sebagai awal aksi kita untuk menjaga bumi. Hal terpenting adalah mengatahui penyebab kerusakan alam dan perubahan iklim. Banyak faktor yang menyebabkan iklim di Bumi berubah. Revolusi Industri di abad 19 memulai penggunaan bahan bakar secara besar-besaran untuk aktivitas industri dan kendaraan. Industri-industri tersebut menciptakan lapangan pekerjaan dan memicu relokasi penduduk dari desa ke kota. Tren ini bahkan berlanjut sampai sekarang. Lahan yang tadinya hijau terus diratakan untuk menyediakan tanah bagi perumahan. Sumber daya alam yang ada terus digunakan secara intensif untuk kebutuhan konstruksi, industri, transportasi dan konsumsi. Sampah dan limbah mengalami peningkatan debit volume berlipat ganda. Inilah penyebab meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Mereka disebut demikian karena efek yang ditimbulkan menyerupai lapisan kaca dari sebuah rumah kaca. Matahari tetap leluasa memancarkan radiasi ke bumi. Namun, pantulan radiasi tersebut oleh permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas rumah kaca tadi. Selanjutnya, lapisan bawah atmosfer bumi secara lambat tapi pasti, mengalami peningkatan temperatur. Sejatinya, efek rumah kaca seperti ini adalah sebuah proses alamiah yang penting demi memungkinkan kehidupan di atas bumi. Tanpanya, bumi akan menjadi sebuah tempat yang tak mungkin ditinggali oleh sebagian besar makhluk hidup yang ada sekarang. Masalahnya terletak pada manusia yang menyebabkan peningkatan pemanasan global melalui emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfer bumi. Inilah yang mengubah keseimbangan alami efek rumah kaca. Semakin banyak gas rumah kaca yang diproduksi, semakin banyak radiasi matahari yang “terperangkap” di lapisan atmosfer kita. Fenomena inilah yang sekarang sedang terjadi: pemanasan global pada lapisan bawah atmosfer karena terus meningkatnya akumulasi emisi gas rumah kaca..

Selanjutnya, setelah kita mengetahui apa penyebab pemanasan global saat ini yaitu kesadaran untuk memulai melakukan pola hidup yang bertajuk pada “Save Earth and Grend Your Mind”. Setelah munculnya kesadaran maka akan munculah sebuah tindakan. Kita bisa melihat salah satu penyebab pemanasan global adalah jumlah pembakaran bahan bakar kendaraan. Berapa banyak jumlah kendaraan yang “beraktivitas” setiap harinya yang mengeluarkan gas C02 yang memberi pengaruh besar pada pemanasan global. Memang suatu hal yang mustahil jika kita meniadakan kendaraan bermotor untuk mengurangi polusi karena bukan itulah solusinya. Jika kita melihat jumlah kendaraan yang melaju dijalanan sebagian besar adalah kendaraan pribadi yang umumnya hanya ditumpangi oleh satu atau dua orang saja. Sederhanaya, jika setiap pengendara mobil atau motor pribadi beralih pada kendaraan umum maka berapa banyak kendaraan yang melaju dijalanan berkurang? Jumlah kendaraan berkurang maka gas C02 yang menjadi salah satu penyebab pemanasan globalpun akan berkurang. Kelihatannya mungkin tampak terlihat sederhana tapi itulah fakta yang memberi bukti nyata. Bukanlah hal yang sulit untuk kita memulai dari diri kita sendiri dan saat ini. Mengkampanyekan penggunaan kendaraan umum dan peraturan pemerintah mengenai pembatasan jumlah kendaraan bukan hal mustahil untuk direalisasikan.

Tak usahlah kita jauh pergi dari Bumi kita tercinta ini. Cukup dengan satu solusi Bumi kita bisa kembali berseri. Aku, kamu, dan kita semua cinta Bumi ini. Mari kita bersama galakan “ Use Public Transportation To reduce Air Polution

Sumber:

http://iklimkarbon.com/2010/05/04/penyebab-perubahan-iklim/





Senin, 17 Januari 2011

Anak Muda Untuk Jaya Indonesia Dengan” Everthings Always Green”


Pemuda merupakan generasi penerus yang menjadi harapan bangsa yang akan membawa arah mata angin perubahan. Bagaimana nasib sebuah bangsa bahkan dunia 5 sampai 10 tahun kedepan tergantung dari sikap serta cita-cita para pemudanya sekarang. Lembaga pendidikan merupakan tempat strategis dalam mencetak dan mengembangkan sikap serta kepribadian para pemuda dengan penerapan nilai-nilai nasionalisme, cita-cita bangsa, perdamaian, kebersamaan, serta kepedulian baik terhadap sesama maupun lingkungan. Begitu banyak potensi serta peluang yang ada di pundak kaum muda untuk perubahan dan masa depan bangsa dan dunia. Namun, seperti kata pepatah “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitulah sebuah ungkapan yang mampu mewakili bagaimana seorang pemuda. Diantara sekian banyaknya potensi yang dimiliki yakni semangat jiwa muda serta mimpi besar yang dimiliki oleh seorang pemuda, ada satu hal yang tidak bisa dipungkiri yakni jika seorang pemuda tidak dibentuk dan mendapat bimbingan sebagaimana mestinya, pemuda itu sendiri yang akan menjadi bumerang dan ancaman besar bagi bangsa dan dunia.

Menyambung dari uraian diatas mengani peran strategis kaum muda dalam masa depan bangsa, saya sedikit berbagi pengalaman mengenai proses penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Indonesia yang saya alami 2 tahun yang lalu. Sungguh kebahagian yang luar biasa untuk saya dan keluarga yang berasal dari daerah bisa mengenyam pendidikan di Universitas ternama tersebut. Sebuah proses yang sudah tidak asing lagi dan dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu syarat diterimanya seseorang menjadi mahasiswa baru yang bernama “Ospek”. Orientasi Kehidupan Kampus menjadi momok paling menakutkan bagi saya dan semua teman-teman mahasiswa baru saat itu. Sudah terbayang dalam benak saya bahwa Ospek yang akan saya jalani nanti merupakan serangkaian acara yang menakutkan meski pada akhirnya bayang-bayang ketakutan yang saya rasakan tidak terjawab. Sehari sebelum rangkaian Orientasi Kehidupan Kampus yang lebih dikenal dengan singkatannya yaitu OKK seluruh mahasiswa baru dikumpulkan oleh panitia OKK UI 2009 di Balairung UI Depok. Disana kami mendapatkan penjelasan mengani rangkaian acara OKK yang berlangsung selama dua hari serta apa yang harus dipersiapkan. Saya sangat tercengang bahkan saya berpikir teman-teman Mahasiswa Baru yang lainpun demikian dengan penjelasan-penjelasan ketua panitia OKK UI mengenai rangkaian acara serta segala sesuatu yang harus dipersiapakan. Tidak ada satupun rangkaian acara menakutkan yang saya bayangkan sebelumnya.

OKK (Orientasi Kehidupan Kampus) UI 2009, merupakan bentuk kegiatan penyambutan mahasiswa baru Universitas Indonesia 2009 yang bertujuan untuk memberikan pengenalan dan informasi mengenai sistem akademik, hingga informasi mengenai segala bentuk kehidupan kemahasiswaan Universitas indonesia, terutama pengetahuan mengenai IKM (Ikatan Keluarga Mahasiswa) yang bertemakan Think Globally, Act Locally. Think Globally, Act Locally merupakan paradigma berfikir yang melihat sesuatu secara global atau menyeluruh, walaupun kita melihat permasalahan secara global, kita dapat melakukan perubahan besar dengan melakukan sesuatu yang kecil. OKK UI 2009 akan menyoroti kerusakan lingkungan yang semakin parah karena tidak adanya kesadaran dari kita sendiri. Lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keberlangsungan hidup manusia. Saat ini masalah itu menjadi masalah yang sangat serius. Aspek industrialisasi merupakan penyumbang utama kerusakan alam dan lingkungan hidup. Perubahan-perubahan dari berbagai aspek kehidupan mulai muncul setelah adanya revolusi industri. Perubahan sistem ekonomi yang berawal dari ekonomi rumah menjadi industrialisasi membuat adanya ekploitasi alam secara berlebihan, tanpa melihat aspek keberlangsungan lingkungan, hanya demi untuk memenuhi pasar.Thomas Malthus (1793), dalam esainya Essay on the Principle of Population menjelaskan bahwa ketika pola pertambahan populasi manusia berkembang secara geometris sedangkan daya dukung modal alam “hanya” secara aritmatris, maka akan menyebabkan kelangkaan SDA, ketimpangan akses SDA, dan menghasilkan konflik. Perkembangan konsep Thomas Malthus menghasilkan pula konsep baru mengenai konsep The limit to growth yakni suatu konsep yang lahir dari suatu studi mengenai keberlangsungan lingkungan hidup. Suatu pertumbuhan populasi penduduk yang besar dan kebutuhan akan pangan semakin meningkat dan pertumbuhan populasi tanpa di barengi dengan pertumbuhan sumber daya alam atau penyelarasan terhadap lingkungan membuat keberlangsungan hidup lingkungan dan peradaban semakin singkat. Dewasa ini manusia mulai melihat suatu nilai ekonomi merupakan suatu hal yang utama dalam keberlangsungan hidup mereka, dan mereka menyampingkan akan keberlangsungan lingkungan hidup yang merupakan daya dukung utama kehidupan manusia .Oleh karena itu, untuk terciptanya keberlangsungan lingkungan yang mana merupakan bagian penunjang kehidupan manusia di bumi maka diperlukannya aplikasi dari konsep sustainable development. Sustainable development merupakan development which meets the needs of the present without compromising the ability of the future generations to meet their own needs (World Commision on Economic Development WCED, 1987).Menurut Ismail Geraldin, pembangunan yang berkelanjutan merupakan a process whereby future generations receive as much capital per capita, or more than, the current generation has available.Think Globally, act locally merupakan dasar paradigma yang menjadi pijakan dalam gerakan lingkungan. Dalam hal ini untuk mencapai suatu pembangunan yang berkelanjutan dibutuhkannya peran kita sebagai civitas academika untuk memberikan wawasan yang dapat menyumbang keberlangsungan lingkungan. Kita berfikir secara global dan mencoba melakukan perubahan di tingkat hal yang terkecil (lokal). Dengan hal yang kecil dan dilakukan secara berkelanjutan diharapkan menghasilkan dampak perubahan yang besar.Tanpa disadari kita merupakan salah satu penyumbang terbesar kerusakan lingkungan, khususnya deforestasi hutan. Berapa banyak kertas yang beredar di kampus Universitas Indonesia tiap harinya, tiap minggunya, tiap bulannya dan tiap tahunnya? Tentu sangat banyak sekali dan itu juga menjadikan hilangnya hutan kita sebagai konsekuensi dari apa yang telah kita lakukan. Pertanyaannya apakah kita harus menyerah begitu saja? serta bagaimanakah caranya untuk menanggulangi hal tersebut? Penggunaan kertas bolak–balik merupakan salah satu tingkah laku yang kecil yang tidak pernah kita sadari dan langkah yang nyata untuk menanggulangi deforestasi hutan. Jika bukan kita sebagai kaum terpelajar yang memulai, lalu siapa lagi?Melihat pentingnya pembangunan yang berkelanjutan maka OKK 2009 kali ini kita bersama-sama untuk melakukan perubahan bagi lingkungan kita dengan mencoba berfikir global dan melakukan sesuatu di tingkat local dan bisa berkontribusi untuk masyarakat sekitar. Dengan cara mengkampanyekan kertas bolak–balik dan pengurangan penggunaan plastik. Dengan mengkampanyekan kertas bolak-balik dan pengurangan penggunaan plastik maka kita sudah melakukan hal yang besar dan bermafaat bagi kelangsungan hidup kita seperti apa yang dicita-citakan untuk mencapai pembagunan yang berkelanjutan. Kata demi kata yang terlontar dari penjelasan ketua panitia OKK UI 2009 itu membuat ribuan Mahasiswa Baru tercengang dibuatnya. Sambutan tersebut kemudian diakhiri dengan pekikan lantang dari sang ketua yang beirisi ajakan untuk memulai melakukan perubahan dari hal kecil untuk keutuhan lingkungan dengan mengkampanyekan kertas bolak-balik dan meminimalisir penggunaan plastik. Sebuah awalan yang baik menurut saya. Dalam rangkaian Orientasi Kehidapan Kampus yang berlangsung selama dua hari Mahasiswa Baru sebelum memulai perkuliahan dibangun keidealismean serta kepedulian akan pentingnya menjaga lingkungan untuk keselamatan bumi yang kita tinggali. Acara yang terdiri dari seminar-seminar yang bertemakan lingkungan, aplikasi penggunaan kertas bolak-balik serta penggunaan barang bekas yang menjadi tugas wajib bagi Mahasiswa Baru, Pelepasan burung kembali ke alam yang sebelumnya burung tersebut di beli dari pasar burung Jakarta, dan diakhiri dengan pembacaan ikrar yang membangkitkan jiwa kami untuk kembali hijaunya bumi.

Betapa inginnya kami katakan, bahwa kami percaya, apa yang kami lakukan pada hari ini adalah sesuatu yang berarti bagi bangsa ini.

Kekuatan-kekuatan pada diri kami ingin sekali kami himpun dan curahkan untuk terus melangkah maju demi mengubah bangsa ini menjadi lebih baik.

Satu langkah kecil yang kami lakukan hari ini, kami percaya akan menghasilkan perubahan besar dan berarti bagi lingkungan kami

Kami, sebagai mahasiswa UI, berjanji akan terus menanamkan dalam diri kami untuk menjaga lingkungan kami, demi tercapainya keberlangsungan lingkungan ini

Dan kami berjanji untuk terus maju mengubah bangsa ini

Satu hal yang ingin kami hujamkan dalam diri kami

Think Globally

Act Locally

Bangkitlah anak muda indonesia saat ini juga untuk keselamatan bumi kita

Kamis, 13 Januari 2011

Strategi Pembangunan Potensi Bahari Indonesia Sebagai Wujud Penyelamatan Bumi dengan Mengoptimalkan Potensi Bahari

Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia karena 2/3 wilayahnya merupakan wilayah lautan.Wilayah lautan yang dimiliki Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam yang memiliki potensi pertambangan, perikanan, dan pariwisata. Menteri Perindustrian Ir. M. S. Hidayat dalam seminar yang bertajuk "Revitalisasi Industri Manufaktur Maritim" dalam rangka "Semarak Mahasiswa Perkapalan" (Sampan) ke-4 di ITS Surabaya di hadapan ratusan mahasiswa Teknik Perkapalan dari berbagai universitas di Indonesia memaparkan impiannya bahwa Indonesia akan menjadi negara maritim terbesar di dunia pada tahun 2025. Dalam dialognya tersebut, M. S. Hidayat akan lebih memprioritaskan sektor industri perkapalan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia 2025. Industri perkapalan dalam negeri saat ini berjumlah 250-an perusahaan dengan kemampuan bangunan masih terpasang 750.000 DWT per tahun dan reparasi 10 juta DWT per tahun. Indonesia juga sudah mampu membangun kapal baru dengan berbagai jenis, tipe, dan ukuran sampai dengan kapasitas 50.000 DWT. Karena itu, akan terus di tingkatkan hingga 150.000 DWT pada tahun 2014 dan 300.000 DWT pada 2025. Selain itu, pemerintah sudah mengeluarkan Inpres 5/2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional (asas cabotage) dan insentif BMDTP (bea masuk di tanggung pemerintah) untuk impor komponen kapal yang belum diproduk di dalam negeri.Indonesia negara maritim ataukah mungkin sebuah negara maritim yang sedang menuju untuk menjadi negara maritim yang sesungguhnya. Jika membandingkan antara potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara maritim dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan, yakni sumber daya alam (ikan, tambang), transportasi, pariwisata bahari, industri bioteknologi dan jasa kelautan, Indonesia masih kurang dalam hal pemanfaatan sumber daya alam kelautannya, terlebih jika melihat kembali visi dan misi sebuah negara maritim yaitu semua sumber daya alam dan potensi kelautan yang terkandung digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyatnya. Permasalahan yang terjadi sekarang adalah bahwa Indonesia kurang mampu memanfaatkan segala potensi yang ada salah satunya adalah potensi kelautan. Seharusnya dengan potensi sumber daya kelautan (perikanan) yang melimpah, negeri ini memiliki peluang yang sangat besar untuk memulihkan perekonomian nasional, khususnya dengan bertumpu pada pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan secara tepat dan optimal. Hal itu didasarkan pada berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa permintaan akan hasil perikanan cenderung terus meningkat, baik untuk permintaan dari dalam maupun luar negeri. Pendek kata, sektor perikanan laut dan hasil laut lainya dapat dijadikan sektor penyelamat keterpurukan ekonomi Indonesia akibat salah urus di masa Orde Baru, yang marak dengan budaya KKN yang dampaknya masih dirasakan hingga sekarang. Padahal di negara-negara seperti Jepang, Taiwan, Korsel, Cina, Thailand dan Norwegia yang potensi perikanan dan kelautannya lebih kecil dibandingkan Indonesia, sektor perikanan dan kelautan memberikan kontribusi sangat besar bagi pendapatan nasional mereka. Selain itu, contoh lainnya yaitu garam. Indonesia sebagai negara maritim seharusnya mengekspor garam bukan mengimpor garam. Seperti yang telah dimuat dalam harian kompas bahwa Indonesia sampai sekarang masih mengimpor garam yang jumlahnya cukup besar, yaitu kurang lebih 1,58 juta ton per tahun senilai 900 miliar per tahun padahal, Indonesia memiliki beberapa wilayah sebagai pusat produksi garam antara lain, Pati, Rembang, Demak, Indramayu, Cirebon, Sampang, Pamekasan, Pasuruan, Janeponto, Bima, dan Kupang. Namun pada kenyataannya Indonesia harus mengimpor garam dan impor terbesar adalah dari Australia. Alasan yang sering dikemukakan adalah mengenai kualitas garam. Garam lokal tidak mampu bersaing dengan garam impor, karena garam impor mengandung NaCl 97 persen ke atas, sedangkan garam lokal paling bagus 80 persen. Dan ketika harga garam impor beda tipis dengan garam lokal, maka konsumen pasti lebih memilih garam impor. Akibatnya beberapa pengusaha garam sudah mulai mengurangi produksinya dan puluhan ribu petani garam mulai menganggur. Kadar NaCl garam lokal yang rendah, diakibatkan petani garam telah memanen garam setelah dikeringkan 3-4 hari. Padahal jika dikeringkan selama 15-20 hari maka kadar NaCl dapat mencapai 97 persen. "Petani lebih mementingkan urusan perut ketimbang kualitas," seperti yang di katakana oleh Djono Kepala Bagian Produksi UD Apel Merah, Rembang, Jawa Tengah.

Kerusakan terumbu karang di negeri bahari seperti Indonesia memang sudah meluas. Menurut Direktur Jenderal Pesisir Pantai dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Syamsul Muarif seperti yang dikutip Kantor Berita Antara menyebutkan bahwa saat ini 70 persen terumbu karang di laut Indonesia kondisinya rusak parah, dan hanya 30 persen yang masih relatif bagus. Sekjen Depdudpar DR. Sapta Nirwandar mengatakan, banyak daerah kawasan wisata bahari yang dulunya menarik wisatawan, karena trumbu karang dan biotanya yang masih terjaga, kini terancam kelestariannya akibat sampah dan limbah industri. Sebagai contoh, kawasan wisata bahari di Bunaken, Manado kini dihadapkan pada masalah sampah yang cukup memprihatinkan.

Strategi Pembangunan Potensi Bahari Indonesia

Adanya sinergitas antara Pemerintah dengan masyarakat dalam meningkatkan pembangunan kelautan, pariwisata, biota laut, minyak bumi dan gas, serta perikanan. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam (SDA) kelautan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Semua potensi yang dimiliki dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan aspek lingkungan dan kelestarian alam. Dengan demikian, untuk mewujudkan itu semua perlu adanya upaya-upaya sebagai berikut:

1. Tindakan Nyata

Deputi Menko Perekonomian Bayu Krisnamurthi mengatakan, produk impor garam yang selama ini diperoleh dari Australia merupakan produk yang memenuhi kadar NaCL karena merupakan barang tambang. Sedangkan di Indonesia tidak ada, karena yang ada hanya garam laut, tapi kadarnya itu tidak murni. Melihat kenyataan yang ada saat ini, sebagai jalan keluar dari permasalahan mengenai ketergantungan Indonesia terhadap impor garam adalah pemerintah harus segera negambil tindakan. Jika tidak segera mengambil tindakan, dikhawatirkan cadangan devisa Indonesia akan semakin terkuras padahal Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk memproduksi garam tanpa harus mengimpor dari negara lain. Sayangnya, sekarang pemerintah justru akan memprivatisasi wilayah laut dengan konsep Hak Pengelolaan Perairan Pesisir (HP3) yang amat a-historis. Tidak pernah ada, dalam pengelolaan perairan laut di Nusantara, termasuk di masa kolonial pun, penguasaan laut Nusantara oleh pihak pemilik modal apalagi boleh dialihkan (transferability) dan diperjualbelikan. Sesuatu tanpa akar sejarah adalah “kesesatan”, dan melembagakannya bisa mengundang konflik.


2. Kembali Pada Kearifan Lokal

Bangsa Indonesia adalah bangsa bahari dengan segala kearifan lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Tidak berlebihan jika kearifan lokal dikatakan sebagai penjaga potensi bahari Indonesia. Namun yang menjadi permasalahan adalah ketidaktahuan bahkan keengganan masyarakat untuk menerapkan kearifan lokal tersebut. Contoh kasus di Bali tepatnya di Desa Les, KecamatanTejakula, Kabupaten Buleleng masyarakat nelayannya telah mempraktikan kembali kearifan lokal warisan nenek moyang, yaitu melakukan penangkapan ikan hias tanpa merusak terumbu karang. Kearifan lokal tersebut sempat ditinggalkan masyarakat desa tersebut. Nelayan desa itu menangkap ikan hias dengan cara yang tak ramah lingkungan dengan racun sianida. Pengenalan sianida untuk mempermudah dan mempercepat penangkapan ikan hias dengan cepat menggantikan penangkapan dengan jaring.

4. Keamanan

Memaksimalkan potensi bahari yang ada di Indonesia dengan meningkatkan keamanan sehingga tidak ada lagi pencurian ikan dan hasil laut lainnya.

5. Pendidikan

Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola potensi bahari yang tersebar di Indonesia dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sumber daya laut. Hal ini dapat diwujudkan salah satunya dengan membangun lembaga pendidikan bahari yang lengkap dan modern.

6. Promosi

Pengembangan sektor pariwisata yang dibarengi dengan marketing plan yang baik akan mampu menarik wisatawan sehingga sektor pariwisata akan dengan sendirinya akan menumbuhkan sektor-sektor ekonomi lainnya seperti sektor perdagangan, jasa dan produksi.

7. Pengelolaan yang Berkelanjutan

Permasalahan yang kompleks yang dimiliki Indonesia membutuhkan strategi pengelolaan yang menyeluruh, cross sectoral, dan responsive terhadap dinamika yang ada.

Sumber:

Internet:

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3430&Itemid=1529

http:/www.dekopin.coop/.
http:/www.kompas.com/

http://www.dkp.go.id/index.php/ind/news/765/indonesia-belum-negara-maritim/Muhammad Karim

Buku:

Djuliati Suroyo, dkk, Sejarah Maritim Indonesia, (Jakarta :Departemen Kelautan dan Perikanan : 2006), hlm. 8